Aksi Zulkifli Hasan Bantu Banjir di Sumatera Tunai Kritik Netizan: Konten?

 


Aksi Menteri Koordinasi Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, ssat terjun langsung membantu warga terdampak banjir di wilayah Simatera Tengah menjadi sorotan publik.

Alih-alih menuai pujian, unggahan viedo yang menyampaikan kegiatannya itu justru memancing kritik tajam dari banyak warganet.

Peristiwa bermula ketika Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, membagikan rekaman aktivitasnya selama meninjau lokasi banjir melalui akun instagram pribadinya.

Video tersebut meperlihatkan berbagai kegiatan yang ia lakukan selama berada di lapangan. Mulai dari menggotong sekarung beras untuk disalurkan kepada warga, mengepel lantai rumah penduduk yang dipenuhi lumpur sisa banjir sampai memeriksa aliran sungai di dekat permukiman yang terdampak.

Semua momen itu direkam jelas dengan kualitas gambar yang baik dan audio yang terdengar bersih. Dalam salah satu bagian video, Zulhas menuliskan narasi yang menggaambrakan kondisi memprihatinkan di lokasi bencana.

“ Di Padang, air bah bukan hanya merusak rumah tapi juga merenggut tawa, kenangan, dan rasa aman,” tulisnya dalam keterangan unggahan tersebut.

Ia juga terlihat beberapa kali memeluk warga dan mengajak mereka berbincang, seolah ingin menunjukkan kedekatannya dengan masyarakat yang tengah berjuang memulihkan kehidupan pasca bencana.

Namun, bukannya mendapat apresiasi, video itu justru meicu perdebatan di kalangan pengguna media sosial.

Banyak warganet menilai bahwa aktivitas Zulhas terlihat seperti sebuah konten yang diproduksi secara sengaja, lengkap dengan penataan sudut kamera dan mikrofon yang aktif merekam setiap gerakannya. Kritik tersebut membuat unggahan sang menteri ramai dibahas dan dipertanyakan kesungguhannya.

Beberapa komentar menyebutkan bahwa aksi tersebut lebih mirtip kegiatan pencitraan ketimbang bentuk kepedulian yang tulus. Banyak dari mereka menyoroti bahwa fokus sang menteri seharusnya tertuju pada upaya memulihkan situasi, bukan pada dokumentasi aksi sosial yang terkesan dipoles.

“konten? Oh.” Ujar netizen.

“sesuai skrip ya pak aksinya,” ujar netizen.

“pak ga malu sama hati nurani?” ujar netizen.

“Tebal banget mukanya.” Ujar netizen.

“Kamera di mana-mana ya bun. Sangat dramatis. Sinetron ini judulnya apa? Ujar netizen.

“Lho kok tumben komennya di buka Pal.” Ujar netizen.

Tak berhenti disitu, kritik netizen semakin tajam ketika mereka mengaitkan peran Zulhas sebagai mantan Menteri Kehutanan.

 Sebagai warganet mengungkit kembali isu lama terkait kerusakan lingkungan di kawasan Taman Nasional Tesso Bilo, Riau, yang sempat menjadi sorotan publik pada masa  kepemimpinannya.

Rekam jejak tersebut kemudian dijadikan bahan perbandingan dengan aksi sosialnya saat ini, sehingga sebagian komentar bernada curiga bhawa unggahan bantuan banjir itu sekadar upaya memperbaiki citra.

Sentiment publik semakin mengeras karena fenomena serupa kerap terjadi pada pejabat di era media sosial. Banyak netizen menilai bahwa aksi menolong sambil melakukan perekeman dapat memicu persepsi negative, terutama ketika dilakukan oleh tokoh politik yang tengah berada dalam sorotan.

Dalam konteks ini, unggahan Zulhas dianggap menambah panjang daftar konten pejabat yang dianggap tidak sensitive terhadap situasi krisis yang dialami masyarakat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama